-->

CCTV dan ALARM

Assalamualaikum Wr...Wb...

26 September 2016 adalah hari dimana kejadian itu terjadi.
Pagi hari seperti pada mingu minggu sebelumnya merupakan hal yang rutin penulis mengunjungi orang tua yang rumahnya berjarak kurang lebih 20Km dari rumah penulis.
Seperti biasanya juga sekitar jam 17.00 penulis sudah kembali pulang lagi kerumah. Namun saat itu pintu pagar n pintu depan rumah penulis sudah terbuka....yahhhh...selesai dah sama maling.

Nah setelah kejadian itu, penulis kerap melakukan browsing ke google untuk mencari tau CCTV or Alarm yang bisa di gunakan namun sesuai kemauan penulis (lumayan jelimet).
Jam demi jam, hari demi hari berlalu, agar tidak terlalu lama, penulis memutuskan untuk sementara membeli jenis alarm yang ada di tokopedia yang dikenal dengan nama “Alarm Pintu Rumah Anti Maling”. 


 Alarm Pintu Rumah Anti Maling

Saat itu penulis membeli 1 lusin alarm tersebut yang langsung dipasang disegala penjuru rumah (Semua Jendela, Semua pintu dan Pagar). harganya berkisar dari Rp 5000,- sampai Rp10,000,- per unit.
Pagi hari nya saat penulis sedang tidur, tiba tiba salah satu alarm berbunyi...
Kaget setengah mati, jantung berdegup kencang....Spontan penulis lompat dari tempat tidur untuk menuju ke lokasi alarm tersebut.

Ternyata o o  ternyata, alarmnya lepas dari double tip.
Jenis alarm ini menggunakan 3 buah batere kecil AG4. Sistem hidup matinya menggunakan saklar pada sisi sampingnya. Alarm ini memiliki 2 buah bagian yang terpisah pada, saat posisi ON, maka kedua parts tersebut harus berdekatan. Namun jika terpisah maka akan mengeluarkan suara yang sangat keras sekitar 90dB.
Cara instalasinya sangat mudah, hanya dengan menggunakan double tip dan tempatkan pada jendela dan pintu (pastikan double tip yang digunakan adalah yang baik seperti 3M).
Namun kelemahan alarm ini adalah jika alarmnya diambil dan dimatikan atau dirusak, maka suara keras or bunyi tersebut seketika akan berhenti.


Tak hanya itu, namun penulis juga membeli CCTV Saklar yang dipasang pada area yang sudah ditentukan.
   
CCTV Saklar

CCTV Jenis ini harus dilakukan pengecasan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Saat itu sekitar tahun 2016 harganya berkisar Rp600,000,-.
Menurut specnya bisa digunakan hingga 8 jam, namun kenyataannya hanya bisa bertahan sekitar 4 jam, lama kelamaan hanya 2 jam.

Pada saat proses pengecasan, maka semua mode perekaman, pengambilan foto tidak bisa digunakan.
CCTV ini juga dalam proses pemasangannya menggunakan double tip yang kemudian bisa ditempatkan pada area yang sudah kita tentukan. Kualitas gambar yang dihasilkan lumayan bagus dan jelas.
Beberapa mode proses dalam CCTV Saklar ini antara lain, mode pengambilan video, mode pengambilan foto, mode otomatis pengambilan foto saat ada yang melewati area sensornya dan mode normal/ stand by.

Metode perekaman yang dilakukan CCTV ini membutuhkan memory card sampai dengan 32GB dengan system penuh isi dihari pertama.
Namun kelemahan CCTV ini adalah saat batere kosong, maka CCTV berhenti bekerja dan harus dicas terlebih dahulu, maka selama waktu pengecasan tidak ada proses perekaman. Selain itu juga untuk melihat rekaman dari CCTV ini harus mengambil memory card yang sudah kita tanamkan pada CCTV tersebut dan membukanya di Dekstop/ Laptop dengan bantuan Card Reader.


Walaupun penulis sudah melakukan hal diatas semua, namun penulis merasa belum puas. Karena yang penulis harapkan adalah sebuah system yang bisa memonitor rumah selama 14 jam saat kita diluar.
7 Hari kemudian penulis menemukan jenis alarm yang hampir sesuai dengan keinginan penulis di Ali Express. Namanya adalah GSM Alarm Sytem.

 GSM Alarm System


Jenis alarm ini memiliki tingkat kebisingan hingga 110dB dan menggunakan listrik rumah sebagai sumber daya, namun jika listrik rumah mati, maka secara otomatis system akan terus bekerja dengan menggunakan cadangan battery yang ada pada main unit selama kurang lebih 4 jam.
Untuk harganya saat itu USD89,9. Total sama pajak masuk ke indonesia (karna diatas USD50) sekitar Rp1,600,000,- (kurs saat itu).

Mungkin sekarang gampang ditemui jenis alarm ini di toko online di indonesia, namun saat itu penulis sudah mencari kemana mana, namun hasilnya nihil.
Dan dikarenakan alat yang penulis order dari Guangzou (China) tersebut adalah perangkat yang akan mengeluarkan signal, maka alarm tersebut tidak bisa masuk ke indonesia menurut kantor pajak di bandara dan harus memiliki ijin dari DIRJEN POSTEL.

Untungnya penulis menemukan sertifikat bahwa barang tersebut pernah masuk ke indonesia, ada yang ke surabaya dan ke glodok (jakarta). Setelah menunjukkan sertifikat tersebut barang penulis bisa keluar dari bandara....alhamdulillah.

Alarm ini memiliki main unit yang bisa mengontrol 99 titik area dengan bantuan sensor secara wireless. Sedangkan sensor membutuhkan battery pada tiap unitnya sebagai daya untuk melakukan sambungan secara wireless ke main unit.

Contoh, sebuah gedung memiliki 40 jendela, 50 pintu dan 5 area parkir dan 4 balkon (total 99 titik), maka kesemuanya bisa dikontrol oleh main unit itu sendiri.
Alarm jenis ini membutuhkan sim card sebagai media saat melakukan panggilan maupun kirim pesan ke nomor yang sudah kita setting ke main unit sebelumnya.

Kelebihan alarm ini, jika sensor ruangan maupun pintu di ambil atau dirusakkan, maka alarm tetap akan terus berbunyi dan akan mengirimkan SMS ke 6 nomor telephone yang didaftar dan menelephone ke 3 nomor yang sudah didaftarkan juga melalui perintah dari main unit.

Kita bisa mensetting sensor no berapa saja yang aktif, yang diam yang hanya mentriger dan lain lain.
Sebagai contoh GSM alarm yang sudah di setting sebelumnya, jika malam hari kita didalam rumah dan status alarm sudah diaktifkan, maka posisi luar rumah, pintu dan jendela akan aktif, namun area kamar tidur kita aktif namun tidak berbunyi dan area brankas 24 jam aktif (meskipun sudah posisi open atau kita buka semuanya dipagi hari).

GSM Alarm ini dapat dikontrol dengan 3 cara, yaitu dari main unit sendiri, remote dan Hp yang no nya sudah didaftarkan pada main unit.

Kalo bicara kekurangan dari alarm ini sepertinya lebih cocok ke inovasi lanjutan....
Mudah mudahan kedepannya system alarm ini bisa terintegrasi dengan CCTV namun secara sambungan jarak jauhnya menggunakan jaringan wifi seperti pada CCTV yang sekarang tidak lagi menggunakan kartu GSM.


Nah, dikarenakan system alarm tersebut belum memiliki apa yang penulis inginkan diatas, maka untuk saat ini penulis menambahkan CCTV Lamp sebagai tambahan penunjang.


CCTV Lamp

CCTV jenis ini membutuhkan listrik rumah sebagai daya utama dan jaringan wifi dalam pengoprasiannya.
Harganya saat itu kisaran Rp230,000,- an.
Untuk bisa melihat hasil rekaman maka kita wajib memberikan SC Card pada CCTV Lamp ini (sampai dengan 64 GB).
Secara garis besar jenis CCTV Lamp ini membutuhkan router sebgai media penghubung dari CCTV ke USER (CCTV – Router – User).

Jika kita berada didalam radius CCTV tersebut maka kita bisa menjalankan dan melihat rekaman langsung dari CCTV tersebut tanpa dibutuhkan adanya kuota, namun jika kita berasa di luar radius CCTV tersebut, maka kita membutuhkan kuota pada router sebagai penghubung ke CCTV tersebut.
Kelemahan CCTV Lamp antara lain adalah cahaya lampu pada 3 sisi yang dihasilkannya kurang terang dan saat listrik rumah mati lalu kembalinyala, maka jam pada CCTV tidak update. 


Di balik semuanya itu yang paling penting dan teramat penting adalah jangan lupa berdo’a.
Lalu baru kita malakukan Ikhtiar.

Semoga tulisan penulis ini bisa membantu blogger’s sekalian dalam menemukan jenis alarm or CCTV yang tepat untuk rumahnya. Amin.



Salam hormat,
Penulis

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "CCTV dan ALARM"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel