Pengertian Total Quality Management (TQM)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat malam teman-teman semua. Semoga kita
selalu diberikan Kesehatan dan dimudahkan dalam mencari rejeki. Amin
Seiring perkembangan jaman khususnya dalam hal
organisasi perusahaan manufacture, peningkatan produktifitas adalah hal yang tidak
pernah bisa ditolerir atau wajib dilakukan oleh semua perusahaan apakah itu
kaizen maupun lainnya. Namun apakah anda tahu bahwa pemikiran tersebut sudah sejak
lama di terapkan mulai dari AS hingga ke Japan.
Total Quality Management (TQM)
Sejarah TQM
Total Quality Management atau TQM berasal dari
AS sejak Perang Dunia II. Karena tidak tertariknya beberapa perusahaan yang ada
di AS terhadap TQM saat itu, maka W Edwar Deming menerapkannya pada
perusahaan-perusahaan yang ada di Jepang guna mempercepat pembangunan negaranya
kembali khususnya setelah perang dunia ke-2.
TQM diciptakan sebagai jawaban atas kesulitan
yang terintegrasi antara pendekatan kualitas teknis dengan karyawan yang tidak
terampil dan setengah terampil selama dan setelah Perang Dunia II.
Definisi TQM
Total Quality Management atau TQM adalah
sistem manajemen mutu yang berfokus pada pelanggan dan melibatkan seluruh
karyawan dalam proses perbaikan terus-menerusnya.
atau dapat dikatakan juga sebagai “Cara
manajemen untuk mencapai pencapaian jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan”.
Tujuan TQM
Tujuan dari TQM adalah untuk meningkatkan
kualitas dan mengidentifikasi ukuran kualitas terbaik sesuai harapan pelanggan
dalam hal layanan, produk, dan pengalaman pelanggan dibandingkan dengan pesaingnya.
-atau-
Sederhananya adalah metode manajemen untuk
meningkatkan daya saing perusahaan melalui perbaikan terus-menerus dari produk,
karyawan, proses dan lingkungan yang pada akhirnya untuk membuat pelanggan
puas.
Manfaat TQM
Manfaat TQM jangka panjang utama terkait
dengan kepuasan pelanggan, seperti:
- Penghematan biaya (Proses desain produk menjadi lebih efektif yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas yaitu keandalan produk, fitur produk dan kemudahan service)
- Meningkatkan kepuasan pelanggan (Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan)
- Mengurangi cacat (Produk yang dihasilakan sesuai dengan standard sehingga menghilangkan proses pengerjaan ulang yang dapat merugikan banyak aspek seperti man, machine, material, money)
- Peningkatan kinerja/ kebiasaan karyawan (Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi)
- Organisasi yang mampu bersaing di dunia global (lebih percaya diri akan kualitas, produk, proses dll)
- Sistem komunikasi yang baik
Metode TQM
Sebenarnya ada 3 metode yang bisa kita
terapkan untuk TQM di bagian kita.
W. Edwards Deming – “Siklus Deming” – PDCA
Plan (menganalisa masalah dan membuat
rencana)
Do (melaksanakan rencana yang telah dibuat)
Check (mengukur efektivitas hasil dan
kemungkinan perbaikan)
Tindakan (terapkan solusi yang ditingkatkan
secara menyeluruh)
Joseph M. Juran – “Kebugaran untuk digunakan” atau kesesuaian penggunaan
Konsep ini lebih merujuk ke sejauh mana produk
berhasil melayani tujuan pengguna selama penggunaan.
Parameter Fitness for Use meliputi: kualitas
desain, kualitas akan kesesuaian produk, kemampuan, dan pelayanan di lapangan.
Philip B. Crosby – “Tingkat Kualitas yang Dapat Diterima” – Tanpa cacat
teori zero defect memastikan bahwa tidak ada
pemborosan yang ada dalam suatu proses. Artinya, semua proses, alat, karyawan,
dan sebagainya yang tidak produktif harus dihilangkan.
Prinsip TQM
- Kepuasan Pelanggan (Kualitas, del.time, harga, dll) dapat diartikan bahwa kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Semakin tinggi nilai positif yang diberikan maka semakin besar pula kepuasan pelanggan terhadap brand kita.
- Hormat kepada semua orang. Setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan yang sama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim sebagai pengambil keputusan.
- Manajemen berdasarkan fakta. Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling)
- Perbaikan terus-menerus. Melaksanakan perbaikan secara terus menerus demi mendapatkan peningkatan produktifitas di setiap proses.
Faktor Penghambat TQM
- Kurangnya komitmen dari manajemen puncak. Hal ini ditunjukan dengan dukungan manajemen puncak hanya berpengaruh signifikan terhadap manajemen Arus Proses. Hal ini menunjukan manajemen belum menganggap serius dimana proses produksi merupakan proses yang akan berhubungan dengan proses-proses yang lain, sehingga hanya memusatkan dukungan ke manajemen proses produksi saja.
- Kurangnya pengetahuan tentang konsep TQM. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kerja yang hanya berpengaruh terhadap proses desain produk. Kurangnya pengetahuan tentang konsep TQM akan mempersulit pekerja untuk menerima dan menerapkan konsep tersebut (Santosa, 1988).
- Budaya organisasi kurang mendukung penerapan TQM. Hal ini ditunjukkan oleh organisasi belum memandang perlunya untuk menjalin hubungan jangka panjang baik dengan pelanggan maupun dengan pemasok (Bounds et al, 1994). Ini menunjukkan organisasi di Indonesia belum sepenuhnya berfokus pada pelanggan dan menjalin hubungan dengan pemasok.
- Ketidaksempurnaan penerapan praktik TQM. Ini bisa disebabkan oleh adanya kekhawatiran pekerja mengenai adanya kemungkinan down-sizing. Jika penerapan praktik TQM ini dapat meningkatkan efisiensi maka akan banyak tenaga kerja, terutama yang tidak memiliki kompetensi yang tinggi mungkin tidak diperlukan lagi oleh organisasi (Kolesar, 1995).
- Pekerja takut menunjukkan kesalahan/menyebunyikan kesalahan yang terjadi. Ini ditunjukkan oleh sikap kerja dari karyawan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Statistical Control/ feedback (Kolesar, 1995).
- Peran pemerintah yang kurang mendukung penerapan manajemen kualitas total. Hal ini terbukti dari adanya begitu banyak politik KKN di Indonesia. Selain itu, Herudi Kartowisastro, Kepala Badan Standarisasi Nasional dalam wawancara dengan kompas tanggai 14 Januari 2000 berpendapat bahwa pemerintah Indone¬sia belum menetapkan standar mutu yang wajib bagi barang-barang yang beredar di pasaran (lokal maupun impor). Hal ini mengakibatkan banyak barang industri yang tidak sesuai dengan standar nasional.
Karakteristik TQM “Tjiptono, 2003
- Fokus pada pelanggan
- Obsesi terhadap kualitas
- Pendekatan ilmiah
- Komitmen jangka panjang
- Kerjasama tim
- Perbaikan secara berkesinambungan
- Pendidikan dan pelatihan
- Kebebasan yang terkendali
- Kesatuan tujuan
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Contoh proyek TQM
Marketing Dept/ Departemen Pemasaran
Dasar TQM di Marketing Dept adalah menggunakan
konsep Market-in bukan Product-out atau Memastikan pelanggan akan mendapatkan
produk berdasarkan spesifikasi yang mereka inginkan dan akhirnya mereka akan
puas.
Manfaat TQM : ada pada item no. 1, 2 & 5
diatas (manfaat TQM)
Itu dapat menggunakan "kuesioner survei kepuasan pelanggan".
0 Response to "Pengertian Total Quality Management (TQM)"
Posting Komentar